Kekalahan Persib atas Arema Cronus


Persib bandung takluk atas arema cronus 1-0 pada turnamen Bali Island Cup 2016 pada selasa (23/2) sore di stadion I Wayan Dipta,Bali,satu-satunya gol dalam laga ini di cetak gelandang andalan arema cronus Serdjan Lopicic di menit ke-12 ,ini membuat arema kembali mempertahankan gelar juara tahun lalu bersama pelatih Suharto.


Babak Pertama


Menurut data statistika dalam 10 menit pertama persib lebih dominan menguasai pertandingan,tapi mereka justru kebobolan lebih dahulu di menit 12 lewat kaki gelandang serang Serdjan Lopicic.

Pemain tersebut berhasil memanfaatkan bola dari sundulan C.Gonzales yang mengenai mistar gawang I Made Wirawan.


Lima menit kemudian lagi-lagi I made wirawan di kejutkan oleh tendangan keras pemain arema cronus untung saja I Made Wirawan bisa menepis bola sehingga bola keluar lapangan .Babak pertama usai skorpun tak berubah masih 1-0 untuk kekalahan persib bandung,


Di babak kedua pada menit 60 menjadi pembuktian kwalitas persib dalam mengamankan area berbahaya,satu sundulan dan tendangan memutar ke  arah gawang persib berhasil di selamatkan oleh Hermawan dan Agung Pribadi.


Hingga pertandigan berakhir,skor tak berubah persib bandung kalah 1-0 atas arema kronus .dalam laga tersebut wasit Agus Joko mengeluarkan empat kartu kuning.Ini lah trofi kedua arema cronus di turnamen Bali Island Cup setelah tahun lalu singo edan menjuarai turnamen dengan pelatih Suharno.

Inay Penakluk gunung

 Dalam sekejap, pandangan 31 mahasiswa tertuju pada seorang gadis yang baru saja datang di depan pintu. Ekspresi kaget, heran dan penasaran yang bercampur kagum begitu ketara kala itu. Ekspresi tersebut tentu bukan karena keterlambatannya di ruang Iran Corner, Fakultas Ushuluddin yang dipakai sebagai lokasi perkuliahan dadakan. Layaknya tamu agung, ia dipersilakan masuk oleh sang dosen.


Ia dipersilakan duduk di depan, disandingkan dengan Ira dan Ifan, dua mahasiswa yang baru sekitar lima menit menyampaikan materi persentasi. Rupanya, saat itu sedang diadakan diskusi kelompok. Namun, seiring kedatangannya, diskusi tersebut berubah menjadi semacam acara talk show dan wawancara.


Gadis itu bernama Inayatul Fajriah. Ia termasuk salah seorang mahasiswa UIN Sunan Gunung Djati Bandung yang berkesempatan mendaki Gunung Binaya, Pulau Seram, Maluku. Istimewanya, pendakian ini diliput oleh Metro TV, dan ditayangkan pada pertengahan Januari mendatang dalam acara Ekspedisi.


Untuk sampai ke puncak tidak cukup dengan dengan sehari atau dua hari perjalanan. Ditambah lagi, ia dan teman-temannya tidak memakai jalur utara yang mudah dan cepat. Mereka harus melalui jalur selatan yang terbilang ekstrim. “Itu karena kita harus meliput tradisi dan kebudayaannya beberapa desa di sana, serta ikut upacara adat penduduk setempat,” tutur gadis yang akrab disapa Inay ini.


“Syuting di sana ternyata nggak mudah, karena cuacanya sedang hujan dan rentan longsor. Banyak momen penting dan menarik yang nggak bisa diambil karena kondisi jalan licin dan sangat berbahaya. Kendala lainnya, Sano, kameramen dari Metro TV mengalami gangguan fisik karena kakinya kena kutu air akibat kondisi tanah yang lembab,” sambung Inay, yang mengaku menghabiskan waktu 16 hari sampai ke puncak.


Situasi dingin dan lembab, serta banyak binatang penghisap darah seperti lintah dan nyamuk hutan mengharuskan mereka lebih berhati-hati. Selama perjalanan, mereka makan ransum, makanan yang sering dipakai para tentara. Selain itu, mereka juga makan kasbi (singkong), pisang, dan buah-buahan yang mereka temukan di hutan. Saat singgah di desa, mereka mendapat sambutan baik. Mereka dibantu pembawa barang yang direkrut dari penduduk setempat dalam mengatasi kendala bahasa.


Masalah sesuungguhnya ialah ketika sebelas orang dalam tim ini harus terus menjaga kekompakan. Jika konflik tak dapat diatasi, maka akan berujung pada pecahnya tim dan kegagalan ekspedisi. “Kebersamaan itu penting, jangan mementingkan ego pribadi. Utarakan masalah dan sering briefing, karena kekuatan tim ada pada kekompakan,” lanjut Inay yang telapak tangannya terlihat berbintik hitam akibat gigitan binatang penghisap darah.


Pernyataan yang mengejutkan sempat diungkapkan oleh Inay. Ia mengaku selalu merasa menyesal tiap kali naik gunung. “Setiap naik gunung, selalu ada penyesalan. Sering saya bertanya-tanya, kenapa mau saja buang-buang duit dan tenaga untuk kegiatan kayak begini. Tapi perasaan menyesal itu akan selalu lenyap saat nyampe puncak,” ujar Inay.


Pengalaman Inay mendaki Gunung Binaya adalah hasil proses perjuangan panjang. Sebelum proses  kerjasama dengan pihak Metro TV, ia dan rekannya Lela Sophamena sebagai penggagas ide harus menjawab tantangan anggota Mahapeka lain yang sempat meragukan ide mereka. “Pada akhirnya, semua ucapan mereka yang terkesan mematahkan semangat justru menjadi pendorong bagi kita untuk terus berjuang sampai akhirnya berhasil.”


Menurut salah seorang senior Mahapeka, “Maruk” Azhar, untuk menjawab rasa penasaran mahasiswa, kata Maruk, nantinya akan ada sosialisasi hasil ekspedisi. Ia pun sangat penasaran ingin melihat hasilnya. “Insya Allah akan ada bedah film untuk ekspedisi ini.”


Pasar Kaget manglayang 46



Pasar Wisata 46 hadir di tengah masyarakat dengan  kepuasan yang bisa konsumen dapatkan.Salah satu nya adalah harganya yang terjangkau. Selain itu, pengunjung dapat merasakan sejuknya pemandangan di kaki gunung Manglayang.

Pasar minggu 46 yang terletak di jalan desa cipadung ini,Merupakan pasar dadakan  yang hanya ada setiap hari minggu pagi, Dinamai pasar minggu 46 karna lokasi pasarnya  yang dekat dengan smp negri 46.



Banyak hal yang dapat kita jumpai di pasar tersebut,Seperti berbagai macam pakaian,sepatu,makanan,ataupun jajanan tradisional,Bahkan hingga mainan anak-anak yang sudah mulai sulit di temuinpun ada di sana.

Selain sebagai wisata belanja,Di pasar minggu 46 juga kita dapat berolahraga dengan  mengikuti senam secara gratis,Menurut salah seorang pengunjung,Dirinya sering mengunjungi pasar ini karna lokasi rumahnya yang dekat dengan pasar tersebut ,Tak dapat di pungkiri,pasar minggu 46 juga telah membawa berkah bagi para pedagang.
Back To Top